Tentang Bayan

Bayan Group dibangun berdasarkan kekuatan pengalaman kami di Indonesia. Minat bisnis Direktur Utama dan Pendiri Bayan Group, Dato’ Dr. Low Tuck Kwong, bermula di Indonesia pada tahun 1973 saat beliau mendirikan PT. Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) sebagai kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan umum, dan struktur kelautan. JSI dengan cepat menjadi perintis dalam pekerjaan fondasi tumpuk (pile foundation) yang kompleks dan menjadi kontraktor terkemuka di Indonesia di bidang-bidang di atas selama era 1980an dan 1990an.  Pada tahun 1988, JSI merambah ke pertambangan batubara kontrak dan menjadi kontraktor tambang terkemuka hingga tahun 1998, saat Dato’ Dr. Low mengakuisisi PT. Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT. Dermaga Perkasapratama (DPP). Saat itu GBP belum memulai pertambangan dan Balikpapan Coal Terminal (di bawah DPP) memiliki kapasitas 2,5 juta ton per tahun. 

Di bawah kepemimpinan Dato’ Dr. Low, Bayan Group dengan cepat bertransformasi menjadi perusahaan tambang batubara terintegrasi vertikal yang sukses dan bereputasi. Bayan Group dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batubara dan didirikan dengan rekam-jejak terbukti dalam mengembangkan tambang batubara baru (greenfield).

Di tahun-tahun terakhir Proyek Tabang/Pakar telah berekspansi dari operasi pertambangan berskala kecil yang hanya memproduksi 1,9 juta ton pada tahun 2014 hingga memproduksi sekitar 22,7 juta ton batubara pada tahun 2018. Hal ini telah secara pesat meningkatkan posisi Bayan di pasar batubara, menjadi produsen batubara peringkat 5 teratas di Indonesia. Pertumbuhan lebih lanjut telah direncanakan untuk tahun-tahun berikutnya, dengan target untuk meningkatkan Proyek Tabang/Pakar agar memproduksi lebih dari 60 juta ton per tahun pada 2026.  

Bayan Group merupakan inovator di bidang industri pertambangan batubara di Indonesia dan terus menilik metode dan teknologi baru untuk mengukuhkan posisinya sebagai salah satu produsen batubara berbiaya terendah di Indonesia. Bayan Group misalnya adalah perusahaan tambang pertama di Indonesia yang memanfaatkan through-seam blasting di tambang Wahana, dan saat ini menggunakan beberapa truk pengangkutan batubara terbesar di Indonesia dengan kapasitas hingga 250 ton. Bayan Group telah menerapkan Fleet Management System (FMS) di lokasi tambang Tabang untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi operasi tongkang. Teknologi lain yang mendukung operasi kami adalah penyebaran radar stabilitas lereng geoteknik untuk memantau lereng dan memberikan prediksi kegagalan lereng yang akurat. Kami berharap tren pemanfaatan teknologi baru dan metodologi inovatif akan terus berlanjut.

Bayan Group memiliki beberapa infrastruktur batubara terdepan di Indonesia dengan kepemilikan atas Balikpapan Coal Terminal, Dermaga Perkasa dan Wahana, serta dua Floating Transfer Barge (KFT). Fasilitas-fasilitas ini mencakup kemampuan untuk membongkar muatan batubara, menimbun batubara, dan memuat kapal pada kecepatan antara 3.000 – 8.000 ton per jam. Sebagian besar fasilitas ini juga dapat mencampur batubara dari berbagai tempat penimbunan (stockpile) dan kualitas. 

Untuk mempertahankan posisinya di garis depan industri pertambangan batubara Indonesia, Bayan Group selanjutnya membangun sistem jalan pengangkutan batubara/overland conveyor sepanjang 101 Km yang menghubungkan proyek Tabang dengan fasilitas pemuatan tongkang Muara Pahu – fasilitas pemuatan tongkang baru yang akan memiliki 3 unit pemuat tongkang untuk memenuhi peningkatan produksi yang signifikan hingga lebih dari 60+ mtpa di tahun-tahun mendatang. Jalan pengangkutan batubara sepanjang 101 km ini disejajarkan dengan jalan umum sepanjang 85 km untuk meningkatkan akses masyarakat setempat.

Kami terus berinvestasi untuk memperluas fasilitas-fasilitas ini apabila diperlukan, memberikan fleksibilitas kepada pelanggan dalam hal kapal yang digunakan serta redundansi kapasitas kami.