Bayan Resources menyebut telah menerima laporan cadangan dan sumber daya batu open cut terbaru atau Joint Ore Reserves Committee (JORC) yang disusun oleh PT RungePincockMinarco (RPM) per 1 Januari 2019. Pernyataan terbaru itu telah diterima perseroan pada 27 Juni 2019.
Hasilnya, cadangan batu bara dilaporkan meningkat 55% dari laporan JORC 2012 sebanyak 764 juta ton
menjadi 1.181 juta ton. Selanjutnya, sumber daya batu bara meningkat 37% dari laporan JORC 2012 sebanyak 1.854 juta ton menjadi 2.543 juta ton.
Di tengah kenaikan itu, manajemen BYAN menyatakan tidak merubah panduan produksi yang telah disampaikan oleh perseroan pada 2019.
“Tahun ini tidak berubah, sesuai dengan proyeksi yang kemarin kami sampaikan,” ujarnya kepada Bisnis,
Senin (1/7).
Sementara itu, Direktur Utama Bayan Resources Low Tuck Kwong mengatakan perseroan telah berinventasi dan melanjutkan investasi dalam pertumbuhan proyek Tabang atau Pakar Utara.
“Kenaikan cadangan saat ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari strategi di mana pekerjaan JORC baru-baru ini menyoroti bidang di mana kami perlu melakukan pengeboran tambahan untuk menaikkan cadangan lebih lanjut pada tahun-tahun mendatang,” paparnya.
BYAN memproyeksikan volume produksi berada di kisaran 32 juta MT hingga 36 juta MT pada 2019. Harga jual rata-rata diperkirakan US$46 per MT hingga US$48 per MT.
Sampai dengan kuartal 1/2019, volume produksi batu bara perseroan mencapai 7,5 juta MT. Realisasi itu lebih rendah dari proyeksi 9,1 juta MT.
Dari situ, BYAN melaporkan pendapatan US$365,41 juta pada kuartal 1/2019. Realisasi itu turun 10,44% dari US$408,00 juta pada kuartal 1/2018. Pada periode tersebut, BYAN membukukan laba bersih US$84,23 juta, turun 30,85% dari US$121,81 juta pada kuartal 1/2018.